Pages

Ads 468x60px

Featured Posts

Friday, July 20, 2018

Haruskah ke Karimunjawa?

Sebenarnya kunjungan saya ke Karimunjawa ini sudah terjadi pada tahun 2017 lalu,namun mengingat kemalasan saya yang luar biasa, maka cerita tentang perjalanan ini baru dapat dituangkan saat ini. 

Seperti rata-rata traveler, untuk perjalanan ke Karimunjawa ini saya menggunakan jasa operator trip yang namanya tidak akan saya sebutkan di sini karena pengalaman yang kurang memuaskan dengan mereka. Mengapa?

Harga paket tripnya sendiri sekitar Rp 700-800 ribu-an karena saya sempat minta upgrade kamar dengan kamar mandi dalam (yang mana kondisi kamarnya jauh lebih jelek dibandingkan kamar dengan kamar mandi luar). Di samping itu ada biaya juga untuk sewa mobil ke Bukit Love sekitar 100-200 ribu dan biaya masuk penangkaran hiu (saya lupa berapa harganya karena akhirnya rombongan saya memutuskan tidak masuk) yang belum termasuk dengan biaya trip awal. Pada akhirnya, menurut saya total biaya yang dikeluarkan lebih mahal daripada paket all in yang didapat oleh tetangga satu homestay saya. 

Terkait kekecewaan saya dengan jasa operator trip tersebut, hal tersebut adalah murni kesalahan saya sendiri dalam memilih jasa operator. Namun setidaknya ada dua hal yang bisa saya pelajari dari sini, mengingat ini adalah pengalaman pertama saya memilih jasa operator trip:
  1. Apabila ada referensi yang baik dari rekan/kenalan/teman terkait satu jasa  operator tertentu, sebaiknya gunakan saja mereka daripada mencoba-coba yang belum pasti.
  2. Harga menentukan kualitas. Apabila Anda tidak memiliki referensi sama sekali dan tidak terkendala budget, pilihlah paket yang premium.

Anyway, cukup sudah keluh kesah tentang jasa operator tersebut. Saya akan lanjutkan saja dengan cerita tentang Karimunjawa itu sendiri.

Perjalanan dimulai di pagi hari dengan kapal Bahari Express dari Jepara (harga tiket sudah termasuk dalam paket). Kondisi kapalnya menurut saya cukup baik, melebihi ekspektasi saya yang pernah mengalami mengerikannya situasi kapal penyeberangan dari Angke-Jakarta ke kepulauan seribu. 

Tiket kapal memiliki nomor tempat duduk sehingga tidak perlu berebutan, dan kapal pun dilengkapi dengan AC dan terdapat juga ruang VIP apabila ada penumpang yang ingin membayar lebih. Lama perjalanannya kurang lebih 2 jam saja, jauh lebih cepat bila dibandingkan dengan KMP Siginjai (dari Jepara) maupun KMP Kartini (dari Semarang).
Penampakan luar kapal - Lokasi: Pelabuhan Jepara
Penampakan dalam kapal

Setibanya di Karimunjawa, saya pun langsung dijemput dengan mobil untuk menuju homestay. Setelah bersiap-siap untuk beberapa saat, acara sepanjang hari itu diisi dengan keliling pulau-pulau dan snorkeling. Well, sebenarnya memang hanya itu agenda selama 2 hari di Karimunjawa, selain waktu bebas di malam hari yang dapat diisi dengan makan malam di arena alun-alun.

Menurut saya, pantai-pantai yang dikunjungi cukup bagus dan bersih, walaupun tentu saja dengan bertambahnya popularitas Karimunjawa jumlah pengunjung sudah tidak sesepi sebelumnya. Namun, saya cukup beruntung berkunjung di bulan puasa di mana suasana tidak terlalu ramai dibanding bulan-bulan lainnya.
Seriusan, naik ke batang pohon ini tidaklah segampang itu!


My favorite spot for the whole trip

Untuk biota bawah lautnya, menurut pengamatan saya, tidak berbeda jauh dengan di Belitung atau di Phuket. Memang terlihat jenis-jenis ikan lucu yang menarik untuk difoto dan diamati, hanya saja untuk terumbu karang tampak kurang berwana.




Aktivitas lain yang dapat dilakukan juga di Karimunjawa apabila Anda tidak suka berbasah-basahan adalah mengunjungi Bukit Love. Letaknya sebenarnya tidak terlalu jauh dari homestay saya, sekitar 15 menit dengan menggunakan mobil, tetapi kalau jalan kaki entah berapa lama karena ada beberapa kontur jalan yang agak menanjak dan melelahkan.

Saya Indonesia, Saya Pancasila.


Kesimpulan saya adalah, pada dasarnya Karimunjawa adalah tempat yang menarik untuk dikunjungi. Penduduknya pun ramah-ramah dan cukup terbuka dengan pendatang. Namun, pandai-pandailah dalam memilih waktu dan jasa operator yang akan digunakan, terutama bila Anda tipe traveler yang agak picky seperti saya.

Satu hal lagi, jangan mengharapkan kehidupan malam yang hingar bingar seperti yang mungkin ditemukan di Gili Trawangan. Perbandingannya adalah: saya ke Gili Trawangan pada tahun 2011 dan kehidupan malam di sana sudah cukup ramai dengan kafe dan restoran, sedangkan saya ke Karimunjawa pada tahun 2017 dan hanya menemukan 1 kafe (dalam walking distance dari homestay) yang cukup hidup di malam hari.

Pesan saya, ke manapun Anda akan pergi, ingatlah bahwa setiap tempat wisata memiliki ciri khas dan keunikannya sendiri-sendiri. Jika kita belum pernah, tidak ada salahnya dicoba karena kita orang Indonesia harus bangga dengan wisata Indonesia. Jika kita tidak suka, tidak perlu diulangi lagi. Namun jika kita jatuh cinta, maka pasti kita akan berkali-kali kembali ke sana, seperti kisah saya dengan Bali.


Friday, November 18, 2016

Le Pirate Nusa Ceningan

Postingan ini bukan iklan, bukan endorse, bukan sponsorship atau sejenisnya. Postingan ini murni cerita pengalaman dan penilaian pribadi saya akan Le Pirate Nusa Ceningan.

Pada tanggal 4-5 November 2016 yang lalu, saya berkesempatan untuk berkunjung ke Nusa Lembongan & Nusa Ceningan. Saran saya, menginaplah di sini paling tidak 2 malam biar puas sehari menikmati suasana hotel sepanjang hari (yang bikin saya betah sih kolam renangnya itu lho) dan sehari lagi keliling Nusa Lembongan & Nusa Ceningan. Kalau mau merambah ke Nusa Penida, sebaiknya disiapkan 1 hari lagi biar lebih maksimal.

Pilihan untuk menginap di Le Pirate ini sebenarnya pilihan teman saya yang sudah sejak bertahun-tahun lalu (berlebihan, maaf ya) mengidam-idamkan untuk ke sini. Saya yang sedang sibuk-sibuknya dengan urusan pekerjaan dan malas-malasnya untuk melakukan riset apapun (biasanya saya selalu riset sebelum liburan, tetapi kali ini saya pasrahkan ke teman saya yang lebih ahli), percaya saja.

Beberapa hari (atau minggu) sebelum keberangkatan, terdengarlah kabar bahwa jembatan kuning yang legendaris (menghubungkan Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan) rubuh. Mengenai perjalanan dari Jakarta hingga bisa sampai ke Le Pirate ini akan saya ceritakan di blog berikutnya (kalau niat dan masih ingat).
JEMBATAN KUNING LEGENDARIS
Intinya, setelah perjuangan panjang, tibalah saya dan rombongan di Le Pirate Nusa Ceningan! Teman saya yang tukang riset itu sudah stay di sana sejak beberapa hari sebelumnya di kamar untuk 2 orang. Namun karena bertambahnya jumlah orang yang datang, kami pun pindah ke kamar tipe bunk bed untuk 4 orang.

Saya suka banget sama konsep penginapan yang hanya memiliki 10 kamar ukuran mini ini. Ya, masalah utama dengan penginapan ini menurut saya adalah ukuran kamarnya yang terlalu mini, apalagi bila ditempati 4 orang dewasa, rasanya seluruh udara dalam ruangan habis tersedot. Haha! 

Tapi konsep kamar mandi outdoor-nya cukup menarik, malahan menurut saya ukuran kamar mandinya agak terlalu besar. Mungkin lebih baik bila kamar mandi sedikir diperkecil dan kamarnya dapat sedikit diperbesar. Ah, tetapi sepertinya renovasi seperti ini akan sulit dilakukan.
 

Anyway, harga kamar tipe bunk bed adalah IDR 750 ribu per malam. Menurut informasi yang saya dapat, menginap di sini minimal harus dua malam. Namun karena teman saya sudah stay di sana terlebih dulu beberapa hari sebelumnya, maka kami diperbolehkan menginap di kamar tipe bunk bed ini hanya untuk 1 malam. 
THE HUT
Untuk informasi saja walaupun kamar ini diperuntukkan bagi 4 orang, namun ternyata sarapan yang didapat hanya 2 orang saja, sisanya harus menambah lagi IDR 50 ribu per orang. Menurut saya pribadi, rasa makanan agak kurang memuaskan. Sayang sekali di sini tidak menjual Indomie seleraku. 😏

Hal lain yang perlu diperhatikan bila akan berkunjung ke sini adalah kerap terjadinya mati listrik, di mana saya sempat mengalami sekitar 2-3x dalam 1 hari, namun tidak lama. Saya tidak tahu apakah itu karena penginapan ini memiliki generator sendiri atau memang durasi mati listrik di sini tidak pernah lama.

Di luar hal-hal di atas, i am totally in love with this place! Siapa yang tidak bahagia setiap bangun pagi disuguhi pemandangan cantik seperti ini. Sayangnya keinginan saya untuk menghabiskan waktu di kolam renang ini sepanjang hari (ya, sepanjang hari!) tidak tercapai karena kami sudah harus checkout pada hari itu. I will definitely be back next time. Cheers!
THE POOL


Saturday, February 14, 2015

Let's Go to Krabi!

I should have written this post a long time ago, but to be honest I was too lazy. But, I just got back from my Malaysia road trip this Feb and promise myself to write about that, too, so it's better if I finish writing about Bangkok & Krabi soon so I can move on.

Let me think, I went to Krabi for a short time, 4d3n but I arrived in Krabi from Bangkok kinda late at night, so there was nothing I could do on first day. The next day, me and my friends joined 4 island tours by longtail boat and it can be booked here

It's like a compulsory tour for a first timer in Krabi. And sure it's gonna be a wet day because you are gonna visit Phra Nang Cave Beach, Poda Island, Chicken Island, and Tub *not necessarily in that order though*. Well, maybe some of you just want to absorb the sun or sightseeing but once you get to the beach and see how clear the water is, it's hard to resist the temptation to get into the water.



The tour includes pick up transfer from/to the hotel, free lunch, and snorkeling package. Too bad i didn't take some photos when snorkeling. It was a good time, although there were not too many varieties of fishes there. I did enjoy having lunch on the beach, the food was good and with the beautiful view,,,oh, i want to live there if possible.

lunch on the beach. love it.
After the tour finished, they took us back to the hotel. I had to share about my hotel *actually guesthouse* to you because it was cheap and i considered the room was worth the price. It's Zabava Guesthouse, and you can book it here. Well, fyi i wasn't on honeymoon or such that night, i didn't know why there were 2 gooses there *maybe it's their standard setting*. It's right behind restaurants area and only 3 mins walk to the beach *but not the beautiful beach you see above*, so close.

Zabava Guesthouse - Room at First Floor
The third day we visited Tiger Cave Temple by a rented car. It's so easy to rent a car here, maybe you can try this. The owner's name is Aon, she and her husband were very nice and helpful. 

Anyway, in Tiger Cave Temple, be prepared to take around 1,200 steps up just to see this statue and this view. Bring your own drink since you won't find any shops on the way up, you will only meet some tired tourist resting on the stairs. Some are still excited, some may just give up. 
Buddha Statue
view from the top
But if you finally decide to go up, don't ever give up. Keep going up and up and up till you reach the top. I don't say it's really worth it *it's for you to decide*, but it's just kind of unfortunate for going half way. I'd say, whether you go all the way or not at all. For me, though what i saw in the top is just ordinary, i take pride on knowing that i am still healthy enough to be able going up and down.

From here we actually had no ide where else to go because some of my friends weren't interested going to the hot spring. But on our way, we saw a sign to Koh Lanta and googled it for a while and found the information that there are beaches there, so we just went there without thinking again. I forgot how far or how long our trip was, but i remember it took two ferry transfers. By the time we arrived, it was already around 4 or 5 pm and it was raining. Yeay!

We did check the beach for a brief moment, i didn't take photo because it was raining. We didn't even want to look at the beach at first, but considering how much effort we had put to make this trip, so we just liked "what the hell, let's dancing in the rain". But, it's just an ordinary beach, I can find that kind of beach in Krabi, near my guesthouse. So my advice is, if you want to go to Koh Lanta, start from early morning or maybe you can spend one or two nights there to explore the area, though from what i saw, it's more desolate than Krabi.

Last day in Krabi, just spent the day on the ordinary beach and ate a lot of pancakes while i still can. I don't know why but I love this so much.

In conclusion, I was happy with Krabi. I love the beaches, the foods *esp.pancakes*, and of course Thai Massage! Hope to back here some other time, of course. 

PS.People whom i rented the car from told me that it's still rare for Indonesian going to Krabi. To be honest, Phuket is more popular and a bit more lively than this place. But, both are good for me.









Friday, November 28, 2014

A Glimpse of Bangkok (II)

And i am back! I am so in love with Thai Massage, honestly. Well, i am always a big fan of massage actually and in Indonesia i have some favorite places to go. I promised myself that i should try Thai massage in its original place, and i did, twice. Both were satisfied i might say.

I don't know if they have to get some certification to do that job or if all masseuse/masseur go to the same training class, but they definitely have same standard. I tried once in Krabi and it cost me 200 baht/hour and then i tried again in Bangkok only for 150 bath. Surprisingly both were good.

Well, after relaxing hours at the massage place, it's time to spend the night in Bangkok. There are various places you can visit. The extreme places where you can watch some sex shows and the others are just regular nightclubs. I didn't go to the first, just don't have the heart for it i suppose. But i did visit some clubs in Bangkok.

I would recommend Levels in Sukhumvit, but i must warn you that they charge entrance fee (around 3oo bath if i am not mistaken) and sadly no free drink. The price of the drinks there are also kinda expensive. But i like the place, it's like some high class club and mostly are foreigners.

If you are up to for something different, let's say you are a little bit curious about how a gay club looks like, try DJ Station in Silom. I am not gay to be clear, but definitely have some curiosity. The place is smaller than Levels, drinks are much much cheaper (everything's around 150 bath i think). Yes, there is entrance fee, but you will get your free drink. But to be honest, the taste of the drinks are much better in Levels. I didn't see many girls there, but we are not forbidden to be there. Oh, most are locals here. Of course there are some foreigners, too. The dress code is just casual i think, but i don't see people wearing shorts.

I think people in Bangkok have more tolerance than in my country. Well yeah, i suppose that's not a secret anymore, men can change into women and people won't even look in different ways or give you stink eye. I don't know if that's good or not because to be honest, i was raised with totally different norms. Sometimes i can't help but stare at that person because i think he is weird or such. But I keep learning that nobody has the right to judge.

You can believe whatever you want, you can do what your Bible tells you, you can set your own principles, good. But it's not okay to hate or condemn people just because they are different from what you believe in. As long as that people don't kill people or cause any harm to others, i would say let them be. You may disagree with them, you can share you belief to them, but do it with respect. Because you will never win over somebody with hatred.

Anyway, another place to visit in Bangkok in Khao San Road. I don't know what's so special about this road, yeah you can find hotels, hostels, food stalls, restaurants and bars here, but i don't think it's an excellent place to stay. It's kinda far from Sukhumvit/Silom/shopping areas like I've mentioned in my post before this.
Khao San Road
But if you wish to stay in place like Legian/Kuta in Bali, I think you will fit just right in Khao San Road. I also think that it's close to some landmarks in Bangkok, like Grand Palace or such. But i am not so sure because i don't have time to explore this area well.
Near Khao San Road
So, what else you are waiting for? Book your tickets and go to Bangkok. Sure, it has a lot to offer.






Saturday, November 15, 2014

A Glimpse of Bangkok (I)

Well, first time to Bangkok. I had this idea about visiting temples, cultural sites, a little bit shopping maybe, that's it. But it turned out to be a lot of shopping time, clubbing, and just a few time to do cultural things. Not that i complained, i was perfectly satisfied with (most of) my time in Bangkok. Here's the story...

Arrived at Don Muang Airport on the morning (around 11 if i wasn't mistaken), we decided to take a taxi because we brought big suitcases and we didn't want to spend so much energy on bus or BTS. But if you dont bring too many luggages, i would like to suggest you to take A1 Bus which is located in front of arrival hall. This bus will take you to BTS MoChit and from there you can go around the city by BTS. 

The taxi was a little bit expensive, around 130 baht per person (there were four of us at that time). That included toll fee, airport charge, and because we did have 2 stops. I stayed at 3 Howw Hostel at Sukhumvit while the rest of my friends stayed at a hotel in Silom, I wasn't sure about the name. Oh, the taxi did use meter.

I love my hostel. It was my first experience staying at a hostel and i did it by myself since some of my friends couldn't stand the idea of staying at a hostel.  The best thing about this hostel is the bed, it's like capsule thing, everybody gets their own cubicle or something like that. Okay, that doesn't sound like a good place to socialize, you might say. But i like it because i have my own and private space to sleep. And if you do want to get socialize, you can go to common room or hostel lobby or other areas in the hostel. Oh, and it's about 10 mins walk to BTS Asoke & MRT Sukhumvit. 

3 howw hostel sukhumvit
Anyway, there is this place that i would like to suggest if you don't have much time to spend in Bangkok but would like to cover up several important cultural sites. Just go to Ancient City. You might want to spend at least half day there and full day if you want to explore every site in there. Basically it's like Taman Mini Indonesia Indah (a nice place to visit if you are in Jakarta and would like to know about cultural stuffs).


In Ancient City you can see Grand Palace, Reclining Buddha, and other famous sites in Bangkok in miniature size. Exploring it by bicycle seems like the best idea, you won't get tired too soon because this place is huge (trust me), but you will also won't get any difficulties to stop at each site and take some photos like if you use your personal vehicle or join their public bus. Oh, and bicycle is cheaper than using golf car.


Floating Market that sells delicious foods and drinks.
Get bored with history and such? Let's check another side of Bangkok. People say shopping. Well, at least some people that I know said so. I never gave it too much thought before because i am not a shopping kind of girl. But when i visited some famous shopping places in Bangkok, like Pratunam and Platinum Mall, MBK, or Chaktucak Market, there was the time when i felt like i wanted to spend all of my money there. Oh well, i was silly, i know. Actually the stuffs can be easily found in Indonesia. But everything is so cheap... 50 baht, 100 baht, i want them all. I always feel like i am rich when in Thailand, i don't know why (just ignore this).

And if you are not a big fan of shopping, just try their foods. There are so many stalls on the street that sell different kind of foods. Well, be careful with the pork. I am not a fan of pork and i hated it when once in a restaurant there was only pork katsu instead of chicken katsu. Damn! 

Chicken (NOT PORK) Noodle Soup
Some friends talk about the famous mango sticky rice and tell me to try it. Well, nothing's special i'd say. The sticky rice was nice, but the mango could be sweeter i thought. Pad Thai and Tom Yum? Ah, that's a sure thing to eat in Bangkok. One thing i would suggest, coconut ice cream. I promise you, it's delicious (or at least the one that i tried, but sorry no pic).
Mango Sticky Rice
So, what else i could tell you. Hmmpphh...there are still the famous Khao San Road, Bangkok Nightlife, and  must try Thai massage. Well, but they are better for my next post. Have fun!


note: my first post in English, please excuse all the wrong grammars and misspelling.

Friday, October 31, 2014

Sekilas Tentang Bangkok

17-24 Oktober 2014, itu pertama kalinya gw berkunjung ke Bangkok. Niat sih sudah ada sejak beberapa tahun lalu, tapi apa daya sumber dana dan waktu baru tersedia tahun ini. Berbekal dengan tiket promo pp +/- Rp 1 jt dengan menggabungkan tiket lion air dan air asia, berangkatlah gw dan beberapa orang teman ke Bangkok.

Awalnya sempat ada drama juga sih gara-gara waktu keberangkatan dengan lion air di-cancel di hari yang sudah kita pilih. Memang boleh dimajuin atau dimundurin jadwalnya, tapi kan ya antara ribet ngurus cuti sama rugi hotel semalam karena kita sudah book semua hotelnya. Akhirnya kita putuskan untuk memajukan jadwal biar bisa lebih lama gitu di Bangkok.

Selama di Bangkok gw memilih tinggal di 3 Howw Hostel di Sukhumvit karena gw  penasaran seperti apa sih rasanya menginap di hostel. Sungguh, selama beberapa kali jalan-jalan ke sana sini, belum pernah sekalipun gw menginap di hostel. Setelah pilih sana sini, dengan berbagai pertimbangan, termasuk harga dan kebersihan dan privacy (maklum, baru pertama kali, jadi kalau langsung yang benar-benar hostel banget rasanya belum siap mental), jatuhlah pada pilihan pada 3 Howw Hostel ini.

Jadwal 8 hari pun sebenarnya gag hanya gw habiskan di Bangkok karena gw sempat juga ke Krabi untuk beberapa hari. Harga tiket pesawat pp Bangkok-Krabi sendiri sama dengan harga tiket pp Jakarta-Bangkok gw. Ya ampun! Tapi demi melihat pantai yang jernih menawan kayak di foto-foto itu, ya sudahlah gw tekadkan untuk ke Krabi juga. Dan gag mengecewakan koq, sungguh.

Kalau ditanya selama di Bangkok ngapain aja, ya awalnya sih gw sightseeing. Tapi mungkin karena memang minat gw gag di situ ya jadi kebanyakkan lihat temple mulai bosan juga kan, soalnya rata-rata tempat wisata di Bangkok yang penuh nilai historis gitu.

Akhirnya beralihlah ke belanja, dari berkunjung ke mall yang sebenarnya masih kalah keren sama mall di Jakarta sampai yang ala-ala pasar gitu (Chaktucak Weekend Market), yang menurut teman gw mirip sama Pasar Senen. Tapi gw gag tau juga sih ya, secara ke Pasar Senen aja belum pernah.

Sampai akhirnya berujunglah mengecap sedikit kehidupan malam di Bangkok. Walaupun gw belum sampai hati kalau untuk menyaksikan yang aneh-aneh itu (baca: sex shows and such), jadi paling hanya mencoba main-main ke beberapa nightclub and bar.

Cerita lebih lengkapnya bakal gw uraikan di posting-an berikut-berikutnya aja ya. Yang pasti kesan pertama akan Bangkok sih cukup positif, bersih dan aman. Ya, walaupun kalau dilihat bangunan dan jalan rayanya sungguh mengingatkan pada Jakarta dalam versi jadul (karena banyak bangunan tua di Bangkok, bahkan bangunan hotel ternamanya saja tampak kuno menurut gw), namun cukup bersih dari sampah tuh. 

Budaya menyetir orang di sana yang super sabar walaupun macet pun bikin gw sangat takjub. Selama 8 hari di sana, gw cuma dengar 2 kali klakson mobil berbunyi lho. Bahkan saat mobil di depannya berjalan lambat ataupun tiba-tiba ada orang/motor yang menyeberang, gag pakai diklaksonin apalagi buka kaca buat sumpah serapah.

Ini gw perhatikan terjadi gag cuma di Bangkok saja tetapi sampai di Krabi pun begitu, walaupun ya kalau mau jujur jalanan di Krabi sih cukup lebar dan gag pakai macet, jadi wajarlah kalau para pengemudinya gag darah tinggian. Tetapi yang sungguh membuat gw heran itu para pengemudi di Bangkok yang tekanan darahnya bisa tetap rendah walaupun ada kemacetan. Dan mereka cukup sopan juga lho untuk membiarkan para pejalan kaki menyeberang jalan dengan tenang.

Gw kagum juga sama keamanan di sana yang cukup baik menurut gw kalau dibandingin Jakarta. Jam 3 pagi baru pulang ke hostel pun berasa aman dan tenang, sopir taksinya normal (di luar ongkos taksi yang jadi lebih mahal sih karena udah gag ada yang mau pakai argo), jalanan masih cukup ramai, dan gag nampak preman-preman gag jelas nongkrong di pinggir jalan.

Jam 11 malam berkeliaran dengan bts atau mrt pun gw gag merasa nyawa gw terancam, bahkan gw masih sempat lihat beberapa anak sekolah dengan santai menggunakan transportasi umum di malam itu. Tapi gw gag tau juga sih, Bangkok itu memang aman atau kebetulan daerah yang gw jelajahi di malam hari adalah daerah yang aman karena kalau malam gw kan hanya berkeliaran di Sukhumvit, Silom, Nana, dan sekitarnya.

Masalah gw dengan Bangkok cuma satu sih, gw gag bisa baca tulisan cacingnya. Haha! Di MRT atau BTS memang tersedia informasi dalam tulisan normal, untuk bis sendiri bisa diidentifikasi dari nomor bisnya. Namun untuk beberapa petunjuk di jalanan dan menu makanan di beberapa tempat, semuanya dalam tulisan cacing. Terkadang menjadi kendala juga karena menurut gw sih jumlah orang yang bisa berbahasa Inggris di sana tidak banyak, kecuali mereka yang memang bekerja di sektor pariwisata ya.

Akhirnya bahasa tarzan pun menjadi salah satu pilihan untuk bisa survive, di samping juga ada bantuan Mr.Google yang kece itu. Oh, speed internet di sana bagus juga lho menurut gw, dengan biaya 300 thb untuk seminggu bisa internetan unlimited dengan speed yang menurut gw sih manusiawi sekali.

Anyway, gw pasti akan kembali lagi ke Bangkok kalau ada kesempatan. Mau ngapain? Ya, masih adalah tempat-tempat yang belum gw kunjungi dan somehow masih belum puas mengunjungi beberapa tempat yang sudah gw kunjungi waktu itu. Kalau ada tiket murah, Bangkok is really worth the visit. You should go and have fun! *wink wink*




Tuesday, April 8, 2014

Pangandaran-Green Canyon


Heyho! Seperti sempat gw utarakan di postingan awal-awal tahun ini kalau tahun ini rencana jalan-jalan gw itu minimalis banget. Namun untungnya di tengah kebosanan yang melanda kehidupan gw *boong deh, life's exciting lately*, munculah ajakan untuk menjelajah daerah Pangandaran-Green Canyon. 

One two three...let's go!

Perjalanan dimulai oleh rombongan *minus gw* dari Tangerang yang jauh di antah berantah sana. Sekitar jam 12 malam lewat banyak tibalah rombongan itu menjemput gw *yang kece ini* di Bandung. Untung gw bisa survive dari adegan horror di McD *maaf gw lebay, gag horror sebenarnya; cuma ada nenek-nenek (manusia lho) sendirian minta ikutan gw pergi* selagi menantikan rombongan datang. Dan sekitar jam 1-an kalau gw gag salah ingat, meluncurlah kita membelah keheningan malam *astaga, makin lebay*.

Sekitar setengah 6 pagi setelah melewati jalan tol-jalan biasa-jalan rusak-jalan berliku-jalan nyasar *rombongan mobil tetangga, mobil gw sih kagak* kita pun sampai di Pangandaran. Gw belum pernah ke sana lho sama sekali, makanya agak norak ketika tau kalau Pangandaran itu ternyata sebuah kawasan wisata. Hmmpphh...semacam Kaliurang kalau di Jogja, di mana ada banyak penginapan lalu ada pantainya, warung sampai rumah makan, abang-abang yang nawarin water sport, tempat sewa sepeda, penjual oleh-oleh dan baju-baju *kalau Kaliurang kan ada gunungnya, tamannya, museumnya*.

Ternyata,,,penginapan yang dipilih sama rombongan gw kali ini kece. Lagi-lagi agak shock mengingat biasanya kalau pergi-pergi sama rombongan ini menginapnya gag jauh-jauh dari rumah penduduk dan rumah penduduk *yang minimalis pastinya* Tapi kali ini kita nginap di resort donk apa hotel ya. Sayang lupa foto penampakan kamarnya tapi konsepnya sih kayak bungalow dengan 3 kamar gitu, ada teras dan ukuran kamarnya pun lumayan gede buat gelar-gelar kasur. 

Tampak area hotelnya
Nah, di pagi hari itu setelah berlelah-lelahan karena nyetir sepanjang malam *sok gaya, padahal gw sih kagak nyetir*, kita pun menuju ke Green Canyon yang katanya sih 45 menit perjalanan dari Pangandaran ini. Sebenarnya dari awal udah sempat dikasih tau sama orang hotel sih kalau airnya pasti keruh karena semalam habis hujan deras. Tapi gimana ya, masak udah sampai sejauh ini gag mampir juga. Daripada tanggung dan penasaran, kita pun tetap nekad berangkat. Jalan ke Green Canyon ini di beberapa ruas agak-agak rusak jadi walaupun gag pakai macet tetap gag bisa buat ngebut juga, slow motion aja, biar lambat asal gag nabrak ayam penduduk *gantinya mahal lho nanti*.
FYI

Pintu Masuk




Green Canyon-Lebih Mirip Sungai di Kalimantan
Green Canyon-Tempat Berenang yang Biasanya Bagus
Jangan kecewa dengan penampakkan foto di atas karena di foto-foto orang lain biasanya bagus koq, airnya hijau dan menggoda untuk berenang. Asalkan gag datang di saat yang salah, niscaya pemandangan yang bikin "wow..oww...wahh" yang akan ditemui di sana *gw sih sotoy aja, padahal gag tau juga benar apa kagak*. Cuma ya, sampai detik ini masih ada misteri yang belum bisa gw pecahkan. Gw itu yakin di sana ada buayanya, coba aja dilihat itu air kayak air sungai. Kalau di Tangerang kan ada Sungai Cisadane, di Jakarta ada Sungai Ciliwung, di Kalimantan ada Sungai Kapuas, gw yakin di sungai-sungai itu ada buaya, di Green Canyon ada juga donk harusnya *maafkan, ini teori sotoy gw*. Tapi kalo diperhatiin begitu banyak orang yang berani berenang di sana, logikanya sih gag berbahaya. Kalaupun ada buaya mungkin mereka gag makan manusia, cuma makan ikan gitu misalnya *ada ikan gag ya di sana*.

Demi memuaskan rasa penasaran, gw pun gooling dan ini beberapa hasilnya: 
(1) Guess what? Setelah itu semua, Bapak instruktur baru memberi tahu bahwa di air yang tenang itu, area yang diarungi perahu, adalah tempat yang dihuni buaya. Walaahhh... Kalau tahu begitu, kukira gag ada satupun yang akan mau lanjut berenang sekeluarnya dari Green Canyon :p. (http://twinkle-euisry.blogspot.com/2011/12/petualangan-gila-tapi-keren-green.html)
(2) Selain kaya dengan pesonanya, Green Canyon juga memuat sejumlah mitos. Menurut cerita yang beredar di masyarakat lokal, barangsiapa yang membasuh wajah menggunakan percikan air yang menetes di dalam gua akan awet muda,mudah dapat jodoh serta dilancarkan rejekinya. Oleh karena itu, banyak wisatawan yang mandi di bawah percikan Air Terjun Palatar yang ada di mulut gua. Tak jarang mereka juga meminum percikan air tersebut. Selain itu, ada juga pantangan yang tidak boleh dilakukan, yakni mengucapkan kata-kata yang tidak sopan dan juga kaya "buaya" (http://traveltosunda.wordpress.com/)
(3) Suasana sunyi dan gemerisik pepohonan tertiup angin ditingkahi kicauan burung memberikan harmoni yang indah selama perjalanan. Jangan kaget jika Anda melihat Biawak di sekitar sungai ini. Di sini Biawak hidup dan berkembang biak. Hewan-hewan seperti Monyet, Ular Kadut dan Buaya juga ada di sini. (http://uniqpost.com/33824/menjelajahi-green-canyon-nya-indonesia/)
(4) Saya sempet ngobrol sama si bapak tour guide nya, apakah di sini ada buaya gag? (soalnya saya dulu waktu kecil kesini ditakut-takutin sama bapak saya kalau disini banyak buayanya kayak di film Lake Placid. Ternyata kata si bapaknya, ga ada buaya kok, cuma ada biawak 1,5 meter (https://putrisokha.wordpress.com/tag/ciamis/)

Berhubung hasil googling tidak mampu meyakinkan gw akan tidak adanya buaya, jadi gw tetap yakin di sana ada. Yah, walaupun untunglah sejauh ini belum menemukan berita ada wisatawan dimakan buaya di Green Canyon.

Anyway, dari Green Canyon perjalanan dilanjutkan ke Pantai Batu Karas. Ternyata di sini kawasan wisata juga mirip Pangandaran. Kunjungan kita ke sini sebenarnya sih untuk makan seafood doank saking susahnya mencari tempat makan di Green Canyon, paling ada Indomie, soto, lotek yang menurut teman gw sih rasanya begitulah *baca: gag enak*

Ternyata 3d2n, termasuk perjalanan ke Pangandaran & Green Canyon itu agak kurang lama. Tanpa terasa kita sampai lagi di Pangandaran sudah cukup sore, cuma sempat menengok pantainya sebentar. To be honest, pantainya standarlah. Gag bikin sampai pengen berulang kali ke sana, tapi better than Pantai Carita sih menurut gw. Cuma kalau mengingat perjalanannya sendiri yang 5-6 jam dari Bandung, agak gag worth it sebenarnya.
Pantai Pangandaran
So, seriusan itu hari yang melelahkan sampai batal rencana gw buat main sepedaan. Akhirnya kita cuma menikmati fasilitas kolam renang di hotel lalu makan malam. Banyak pilihan makanan di Pangandaran, sebenarnya paling enak eksplor dengan sewa sepeda sih *sepeda biasa maupun sepeda tandem*

Hal lain yang bisa dilakukan di sini adalah water sport, tapi ingat pakai nawar ya. Kemarin sih ditawarin bisa sampai 80 ribuan untuk 3 permainan *kalau gag salah ingat*, pokoknya gigih aja nawarnya, semakin banyak orang semakin murah.

Well, setidaknya sekarang gw udah bisa berbangga diri kalau gw udah pernah ke Pangandaran-Green Canyon *gag penting ya motivasi gw*. Walaupun kalau ditanya gimana kesannya, fun because i was with friends not because the place is extraordinary. 







 

Music

Sample text

Visitors


widgeo.net