Pengalaman pertama ke kota yang bertajuk Kota Pahlawan ini, asli gag ada bagus-bagusnya! Waktu itu ceritanya mau menemani nyokap kondangan. Sayangnya karena panitianya kacrut atau waktu yang memang terlalu singkat digabungkan dengan padatnya acara, jadi gag bisa terlalu menikmati kota Surabaya. Kesan saat itu: semrawut, panas, macet, gag ada bedanya sama Jakarta (bahkan sepertinya lebih parah). Padahal sejak awal tau mau ke Surabaya, gw udah sangat excited karena belum pernah ke berkunjung ke sana. Harapan sudah melambung tinggi, sayang ujung-ujungnya kecewa total.
Berbekal pengalaman buruk itu, gw sebenarnya sudah agak enggan mengunjungi kota ini lagi. Namun apa daya, ketika rencana jalan-jalan ke Bromo tercetus, gw harus menginjakkan kaki di Surabaya lagi walaupun dengan berat hati. Untunglah kali ini sempat menemukan satu obyek wisata yang lumayan menarik menurut gw, free lagi!
House of Sampoerna, berlokasi di Jl. Taman Sampoerna 6 Krembangan Pabean Cantikan Surabaya, tempat ini menawarkan hiburan tersendiri bagi mereka yang totally clueless kayak gw tentang apa yang harus dilakukan untuk membunuh waktu di dalam kota (bukan luar kota lho!) Surabaya. Ini adalah museum, yang mengenai sejarahnya sendiri gw sebenarnya gag terlalu jelas dan mungkin akan lebih baik kalau disimak langsung di sini. Tapi AC-nya dingin boooo! Maknyosss banget begitu masuk setelah kelamaan di luar ruangan yang panasnya ampun-ampunan (oke, ini bukan faktor krusial sih untuk dibahas).
Di dalamnya bisa dilihat banyak koleksi barang-barang jadul gitu, seperti:
![]() |
koleksi rokok |
Model meja kerja + Manusia Jadul |
kendaraan jadul |
![]() |
koleksi korek api |
Dan jangan lupa ikutan juga city tour gratis atau enggak ya, jadwalnya bisa dilihat di sini.
Yang bikin cukup takjub lagi adalah fasilitas wc gratis yang bagus banget sampai-sampai bisa dipakai mandi (kembali lagi ke hal gag penting). Bahkan tadinya gw udah mau numpang mandi di sana, secara waktu itu kan memang rencananya jalan-jalan style kere, sampai kamar mandi aja cari yang gratisan. Cuma karena waktu itu entah gimana urat malu lagi menebal, takut lagi mandi digedor-gedor sama si mbak-mbak/mas-mas penjaganya (padahal ada lambang shower-nya lho di depan kamar mandinya), akhirnya kita urungkan niat berhemat uang.
Tapi kalau kalian para backpacker atau bahkan penduduk Surabaya yang lagi kehabisan air di rumah atau mau hemat air, bolehlah dicoba numpang mandi di sini (kamar mandinya yang di belakang cafe ya). Jangan lupa ceritakan sensasinya ke gw!
Anyway, gara-gara berkunjung ke museum inilah gw baru tau kalo ternyata perusahaan rokok Sampoerna itu udah bukan lagi milik orang Indonesia. Perusahaan yang tadinya merupakan perusahaan keluarga, di tahun 2005 (atau entah tahun berapalah) sahamnya sudah dijual ke Philip Morris International. Jadilah sekarang Sampoerna dimiliki oleh perusahaan Amerika itu (maafkan kalau gw salah info).
Kenapanya sih gag tau ya, secara si mbak-mbak merangkap tour guide yang jaga di sana pun waktu ditanya cuma menjawab: "Itu kebijakan keluarga, kita tidak tau". Kalau masih ada yang penasaran sama detailnya, googling aja deh ya, kalo gw sok-sok mau jelasin di sini bisa-bisa ini jadi blog ekonomi bukan traveling lagi.
Well, walaupun memang ada sesuatu yang menarik di kota ini, maafkan kalau gw masih sulit jatuh hati pada Surabaya. Mungkin karena tingkat kemiripannya yang terlalu besar dengan Ibukota ataupun kota tempat gw tinggal saat ini (baca: Tangerang), tempat yang sesungguhnya gw pun tidak pernah menaruh hati. Namun apa daya, justru menjadi tempat sumber dana untuk terus menengok kota-kota lain yang sebaiknya tidak seperti mereka.
0 comments:
Post a Comment