Yes, Bali. Pertama kali ke sana di tahun 2011. Di saat rata-rata teman-teman gw udah bolak balik Bali beberapa kali, gw masih jadi newbie. But that was so exciting! Tahun-tahun pertama kerja, tekad bulat buat spend the money for traveling. Kebetulan di tahun itu ada tawaran buat ke Bali, so I thought: Let's go!
Dan sejak pertama kali menginjakkan kaki di Bali, langsung bertekad bulat buat balik lagi. Semakin lama dieksplorasi, langsung bikin rencana hidup buat ke Bali at least once a year. Dan so far tercapai lho, dari 2011 sampe tahun ini, gw udah ke Bali tiap tahun atau at least udah punya tiket pp di tangan yang most likely sih bakal gw gunakan kalau gag ada aral melintang.
Why do I love the island so much? I'm not sure, but here are some things I could think of:
Mungkin yang pertama, Bali itu menyegarkan mata? Haha, cukup jadi rahasia umum kalau bisa mengamati bule (apalagi yang good looking) itu nilai plus dalam sebuah liburan buat gw. Ya, memang sih banyak destinasi lain yang bisa untuk cuci mata juga, tapi niat untuk kembali ke sana tidak sebesar niat untuk berjumpa kembali dengan pulau dewata ini.
Mungkin yang kedua, it's affordable? Tapi kalau dipikir-pikir lagi, banyak koq yang affordable kayak Singapore -oke, biaya hidupnya agak mencekik sih, apalagi kalau kurs lagi menggila-, Thailand, atau Malaysia. But, lagi-lagi keinginan balik ke sana masih standar aja. Dan semakin dipikir-pikir lagi, sebenarnya ke Bali itu bukan liburan murah juga sih, rasa-rasanya dana yang dikeluarkan sepadan dengan kalau ke tiga negara di atas.
Atau yang ketiga, because it has everything. Bali itu memberikan berbagai opsi liburan yang bisa dijalani, mulai dari mau jedag-jedug gag jelas di kawasan party (baca: Kuta-Legian-Seminyak); atau menyendiri dalam sepi (baca: Ubud, Lovina, Candidasa); atau menikmati keindahan alam; atau memuaskan jiwa yang haus akan seni dan budaya (I am not really into this, tapi kalau udah terlanjur di sana lihat-lihat sekalian bolehlah); atau wisata kuliner dari yang lokal sampai internasional, dari yang halal sampai gag halal, dari yang cukup dengan IDR 15.000 sampe IDR 150.000 seporsi (atau segelas, eh...); atau adu nyali bungee jumping, rafting, water sports, waterbom; atau cuma mau mindahin aktivitas rutin di tempat asal (for me it's Tangerang or Bandung) ke Bali dengan alasan kepo/mati gaya pun bisa (seperti makan Sushi Tei atau nonton bioskop di Bali-sayang tiketnya abis).
Berkali-kali mengunjungi Bali dalam segala versi: solo or group, with friends or family, high budget or low budget; namun belum sekalipun sempat berbagi cerita di sini. Entah kenapa, mungkin ada keinginan dalam hati untuk menyimpan pesona Bali seorang diri saja, biar Bali gag tambah crowded dan pantai-pantai (agak) rahasia nan sepi itu gag jadi kayak pasar. Haha, egois! Atau karena what happens in Bali should stay in Bali?! Duh,, berasa Las Vegas gitu.
Anyway, I love the beaches, I love the mountain, the traffic, the people, the foods, the ambience, everything. And maybe it's time to start sharing about it, soon hopefully.
Ps. Saking gegabahnya kemarin saat cek-cek tiket di waktu luang langsung beli aja, alhasil gw udah punya planning ke Bali (again and again and again) di 2015. Yihaaa!
0 comments:
Post a Comment