Pages

Ads 468x60px

Friday, October 31, 2014

Sekilas Tentang Bangkok

17-24 Oktober 2014, itu pertama kalinya gw berkunjung ke Bangkok. Niat sih sudah ada sejak beberapa tahun lalu, tapi apa daya sumber dana dan waktu baru tersedia tahun ini. Berbekal dengan tiket promo pp +/- Rp 1 jt dengan menggabungkan tiket lion air dan air asia, berangkatlah gw dan beberapa orang teman ke Bangkok.

Awalnya sempat ada drama juga sih gara-gara waktu keberangkatan dengan lion air di-cancel di hari yang sudah kita pilih. Memang boleh dimajuin atau dimundurin jadwalnya, tapi kan ya antara ribet ngurus cuti sama rugi hotel semalam karena kita sudah book semua hotelnya. Akhirnya kita putuskan untuk memajukan jadwal biar bisa lebih lama gitu di Bangkok.

Selama di Bangkok gw memilih tinggal di 3 Howw Hostel di Sukhumvit karena gw  penasaran seperti apa sih rasanya menginap di hostel. Sungguh, selama beberapa kali jalan-jalan ke sana sini, belum pernah sekalipun gw menginap di hostel. Setelah pilih sana sini, dengan berbagai pertimbangan, termasuk harga dan kebersihan dan privacy (maklum, baru pertama kali, jadi kalau langsung yang benar-benar hostel banget rasanya belum siap mental), jatuhlah pada pilihan pada 3 Howw Hostel ini.

Jadwal 8 hari pun sebenarnya gag hanya gw habiskan di Bangkok karena gw sempat juga ke Krabi untuk beberapa hari. Harga tiket pesawat pp Bangkok-Krabi sendiri sama dengan harga tiket pp Jakarta-Bangkok gw. Ya ampun! Tapi demi melihat pantai yang jernih menawan kayak di foto-foto itu, ya sudahlah gw tekadkan untuk ke Krabi juga. Dan gag mengecewakan koq, sungguh.

Kalau ditanya selama di Bangkok ngapain aja, ya awalnya sih gw sightseeing. Tapi mungkin karena memang minat gw gag di situ ya jadi kebanyakkan lihat temple mulai bosan juga kan, soalnya rata-rata tempat wisata di Bangkok yang penuh nilai historis gitu.

Akhirnya beralihlah ke belanja, dari berkunjung ke mall yang sebenarnya masih kalah keren sama mall di Jakarta sampai yang ala-ala pasar gitu (Chaktucak Weekend Market), yang menurut teman gw mirip sama Pasar Senen. Tapi gw gag tau juga sih ya, secara ke Pasar Senen aja belum pernah.

Sampai akhirnya berujunglah mengecap sedikit kehidupan malam di Bangkok. Walaupun gw belum sampai hati kalau untuk menyaksikan yang aneh-aneh itu (baca: sex shows and such), jadi paling hanya mencoba main-main ke beberapa nightclub and bar.

Cerita lebih lengkapnya bakal gw uraikan di posting-an berikut-berikutnya aja ya. Yang pasti kesan pertama akan Bangkok sih cukup positif, bersih dan aman. Ya, walaupun kalau dilihat bangunan dan jalan rayanya sungguh mengingatkan pada Jakarta dalam versi jadul (karena banyak bangunan tua di Bangkok, bahkan bangunan hotel ternamanya saja tampak kuno menurut gw), namun cukup bersih dari sampah tuh. 

Budaya menyetir orang di sana yang super sabar walaupun macet pun bikin gw sangat takjub. Selama 8 hari di sana, gw cuma dengar 2 kali klakson mobil berbunyi lho. Bahkan saat mobil di depannya berjalan lambat ataupun tiba-tiba ada orang/motor yang menyeberang, gag pakai diklaksonin apalagi buka kaca buat sumpah serapah.

Ini gw perhatikan terjadi gag cuma di Bangkok saja tetapi sampai di Krabi pun begitu, walaupun ya kalau mau jujur jalanan di Krabi sih cukup lebar dan gag pakai macet, jadi wajarlah kalau para pengemudinya gag darah tinggian. Tetapi yang sungguh membuat gw heran itu para pengemudi di Bangkok yang tekanan darahnya bisa tetap rendah walaupun ada kemacetan. Dan mereka cukup sopan juga lho untuk membiarkan para pejalan kaki menyeberang jalan dengan tenang.

Gw kagum juga sama keamanan di sana yang cukup baik menurut gw kalau dibandingin Jakarta. Jam 3 pagi baru pulang ke hostel pun berasa aman dan tenang, sopir taksinya normal (di luar ongkos taksi yang jadi lebih mahal sih karena udah gag ada yang mau pakai argo), jalanan masih cukup ramai, dan gag nampak preman-preman gag jelas nongkrong di pinggir jalan.

Jam 11 malam berkeliaran dengan bts atau mrt pun gw gag merasa nyawa gw terancam, bahkan gw masih sempat lihat beberapa anak sekolah dengan santai menggunakan transportasi umum di malam itu. Tapi gw gag tau juga sih, Bangkok itu memang aman atau kebetulan daerah yang gw jelajahi di malam hari adalah daerah yang aman karena kalau malam gw kan hanya berkeliaran di Sukhumvit, Silom, Nana, dan sekitarnya.

Masalah gw dengan Bangkok cuma satu sih, gw gag bisa baca tulisan cacingnya. Haha! Di MRT atau BTS memang tersedia informasi dalam tulisan normal, untuk bis sendiri bisa diidentifikasi dari nomor bisnya. Namun untuk beberapa petunjuk di jalanan dan menu makanan di beberapa tempat, semuanya dalam tulisan cacing. Terkadang menjadi kendala juga karena menurut gw sih jumlah orang yang bisa berbahasa Inggris di sana tidak banyak, kecuali mereka yang memang bekerja di sektor pariwisata ya.

Akhirnya bahasa tarzan pun menjadi salah satu pilihan untuk bisa survive, di samping juga ada bantuan Mr.Google yang kece itu. Oh, speed internet di sana bagus juga lho menurut gw, dengan biaya 300 thb untuk seminggu bisa internetan unlimited dengan speed yang menurut gw sih manusiawi sekali.

Anyway, gw pasti akan kembali lagi ke Bangkok kalau ada kesempatan. Mau ngapain? Ya, masih adalah tempat-tempat yang belum gw kunjungi dan somehow masih belum puas mengunjungi beberapa tempat yang sudah gw kunjungi waktu itu. Kalau ada tiket murah, Bangkok is really worth the visit. You should go and have fun! *wink wink*




 

Music

Sample text

Visitors


widgeo.net